Ada bagian penting dari disertasi dan itu merupakan insight moment yaitu finding theoretical gaps. Bagaimana kita menggunakan teori untuk menjadi research problem kita dan itu sering menjadi pertanyaan kita. Apa yang akan menjadi research problem? Meneliti tentang apa? Topiknya tentang apa? Dan dari mana mulainya?
Pada penelitian kuantitatif dan kualitatif tentu kita sudah pernah mendengar tentang das sollen dan das sein lalu kita diminta untuk mencari gap antara das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan). Das sollen adalah teori dan das sein itu konteks atau kenyataan yang terjadi.
Sebelum kita membahas tentang bagaimana menemukan gaps penelitian, kita akan membahas bagaimana menemukan problem penelitian, menurut Moeini (2014) dapat melalui ketertarikan personal atau minat kita, lalu dapat sesuai dengan minat professor kita dan kebutuhan sosial. Untuk memberikan pemahaman mendalam terkait metode-metode yang dapat dilakukan untuk menemukan theoretical gaps, Promovendus Club melalui kegiatan Kolokium Dua Mingguan (KDM) mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan mengadakan KDM dengan tema “Finding Theoretical Gaps for Your Research” pada Jum’at, 11 september 2020.
Kegiatan Kolokium Dua Minggu-an (KDM) dari Promovendus Club (PC) dilakukan secara daring dengan menghadirkan Yopina G. Pertiwi, Ph.D. sebagai pemateri. Dosen Fakultas Psikologi UGM lulusan University of Toledo Ohio, secara komprehensif menjelaskan metode-metode dalam menemukan theoretical gaps, tantangan-tantangan yang dihadapi, dan pengalaman menemukan theoretical gaps.
Teman-teman yang tertarik dengan kegiatan ini, bisa melihat rekaman kegiatan tersebut di kanal YouTube Doktor Ilmu Psikologi UGM atau melalui tautan berikut.
Referensi
Moeini. S. (2014). 6 (very useful!) Approaches to identify research gaps and generate questions. Retired https://www.linkedin.com/pulse/20140912150946-275561203-6-very-useful-approaches-to-identify-research-gaps-and-generate-research-questions