• Tentang UGM
  • Akademik
  • Penelitian
  • Perpustakaan
  • Pusat IT
  • Webmail
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada
  • PROFIL
    • SEKILAS PANDANG
    • PENGELOLA
    • PROMOTOR & KO-PROMOTOR
    • UNIT PENDUKUNG PENELITIAN
  • AKADEMIK
    • PANDUAN AKADEMIK
    • Academic Guide
    • KURIKULUM
      • KURIKULUM 2014
      • KURIKULUM 2020
    • SIMASTER
    • SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI
    • LEAFLET
  • FASILITAS
    • PERPUSTAKAAN
    • PENJAMINAN MUTU
    • AKSES JURNAL DAN EBOOK
    • LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI
  • KEMAHASISWAAN & ALUMNI
    • PRESTASI MAHASISWA
    • PROMOVENDUS CLUB
    • PROFIL MAHASISWA
  • PENDAFTARAN
    • PROSEDUR
    • SYARAT
    • SELEKSI
    • JADWAL SELEKSI
    • DAFTAR
  • Home
  • Rilis
  • hal. 3
Arsip:

Rilis

Raih Doktor Usai Kaji Miskonsepsi Psikologi

Rilis Kamis, 27 Juli 2023

Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat lepas dari peran psikologi sebagai kajian ilmiah mengenai perilaku dan proses mental. Kajian psikologi yang lekat dengan keseharian ini menjadikan informasi mengenai psikologi yang beredar di masyarakat menjadi hal yang seringkali dipercaya oleh masyarakat umum.

Setiap hari media massa, siaran televisi dan film serta internet memberikan informasi beragam hal kepada masyarakat mengenai tema-tema psikologi. Meski demikian, ternyata media tidak selalu memberikan informasi yang tepat.

Media seringkali menyampaikan beberapa miskonsepsi populer, misalnya amnesia retrograde total dapat terjadi melalui benturan di kepala atau adanya kekuatan paranormal seperti Extra Sensory Perception (ESP). Miskonsepsi tersebut sering diulang-ulang sehingga menjadi sesuatu yang tidak asing dan menimbulkan kesalahan asumsi. Kesalahan asumsi tersebut membuat setiap orang merasa mereka mengetahuinya, dan memercayainya sebagai kebenaran karena terlihat seperti logis dan masuk akal.

Dalam pandangan Heru Astikasari Setya Murti, S.Psi., M.A kondisi ini menyebabkan beredarnya sejumlah besar informasi yang tidak akurat dan menimbulkan terjadinya penyebaran miskonsepsi psikologi, terlebih lagi di era serba digital. Era yang mempermudah penyebaran informasi yang sebenarnya keliru.

“Perkembangan media sosial membuat orang menyebarkan begitu saja informasi yang mereka dapatkan dan menyebarkannya tanpa terlebih dahulu mengecek kebenaran fakta, dan seringkali media sosial menjadi sarana untuk propaganda dan transisi informasi yang keliru,” ujarnya di Fakultas Psikologi UGM, Selasa (25/7).

Oleh karena itu, menurutnya, sangat penting memahami paparan informasi tanpa disertai dengan pemahaman yang tepat akan mengarahkan pada ketersesatan dan miskonsepsi. Terlepas dari kondisi masyarakat yang memercayai miskonsepsi mengenai psikologi, di bidang psikologi sendiri, miskonsepsi menyebar seperti halnya informasi yang akurat.

Heru Astikasari Setya Murti mengatakan itu saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi UGM. Di hadapan tim penguji, promovenda yang dosen Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dalam ujiannya mempertahankan disertasi Peran Berpikir Kritis dan Inhibisi Kognitif Pada Miskonsepsi Psikologi. 

Disebutnya penelitian yang ia lakukan bertujuan untuk mengetahui peran berpikir kritis melalui instruksi berpikir kritis yang terintegrasi dengan refutation text dalam mereduksi miskonsepsi psikologi dan mempertimbangkan inhibisi kognitif sebagai moderator. Sekaligus mencoba mengembangkan media pengajaran instruksi berpikir kritis yang diintegrasikan dengan refutation text dalam bentuk serious game.

“Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Between Subject Design dengan desain The Basic Randomized Design Comparing Two Treatments,” ucapnya.

Astikasari menjelaskan partisipan penelitian adalah para mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana yang berjumlah 67 mahasiswa dengan rentang usia 18-22 tahun (M=19,6; SD=1,244). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi psikologi antara kelompok perlakuan 1 (IBKT) dengan kelompok perlakuan 2 (IBK) (t(65)=0,229; p>0,05).

Hasil penelitian memperlihatkan perlakuan instruksi berpikir kritis menggunakan serious game yang terintegrasi dengan refutation text (IBKT) terhadap miskonsepsi psikologi memberikan hasil yang relatif tidak berbeda dengan instruksi berpikir kritis tanpa refutation text (IBK). Ini berarti bahwa berpikir kritis yang diberikan melalui instruksi berpikir kritis secara mandiri maupun yang terintegrasi dengan refutation text memberikan pengaruh yang serupa terhadap hasil miskonsepsi psikologi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa inhibisi kognitif dapat menjadi moderator baik pada kelompok perlakuan 1 (IBKT) maupun pada kelompok perlakuan 2 (IBK). ). Pada kelompok perlakuan 1 (IBKT) inhibisi kognitif menjadi moderator dengan arah positif, sementara pada kelompok perlakuan 2 (IBK) inhibisi kognitif menjadi moderator dengan arah negatif.

“Sebagai implikasinya, IBKT dan IBK dalam serious game dapat menjadi metode pembelajaran berpikir kritis untuk mengurangi miskonsepsi psikologi,” paparnya.

Berdasarkan hasil implementasi serious game, Serious Game Berpikir Kritis yang dibuat dalam penelitian ini dapat menstimulasi berpikir kritis sehingga pengembangan lebih lanjut dari game untuk meningkatkan berpikir kritis dalam pendidikan. Itu dapat dilakukan bagi mahasiswa karena mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menggunakan inhibisi kognitifnya agar dapat mengurangi miskonsepsi yang dipegangnya.

Secara lebih khusus, bagi pengampu mata kuliah di bidang Psikologi dapat lebih mencermati keberadaan miskonsepsi Psikologi dan menerapkan upaya-upaya untuk mengatasinya. Salah satu bentuknya adalah dengan menggunakan refutation text untuk mengurangi miskonsepsi yang dialami mahasiswa.

“Saya kira proses yang sudah dilakukan dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi suatu model pembelajaran,” ungkapnya.

Penulis : Agung Nugroho

Sumber: http://ugm.ac.id/id/berita/raih-doktor-usai-kaji-miskonsepsi-psikologi/

Raih Gelar Doktor Ilmu Psikologi, Theda Renanita Teliti Kesehatan Keuangan Rumah Tangga

Rilis Selasa, 28 Februari 2023

Theda Renanita, S.Psi,. M.A., sukses meraih gelar doktor dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada ujian terbuka Program Studi Doktor Ilmu Psikologi, Jumat (24/2). Disertasi berjudul Kesehatan Keuangan Rumah Tangga: Pengukuran dan Pemeriksaan Model Teoritis mengantarkan Theda Renanita menjadi doktor ke-5772 yang lulus dari UGM.

Prof. Subandi, M.A., Ph.D., sebagai ketua sidang memimpin ujian terbuka. Bertindak sebagai promotor yaitu Rahmat Hidayat, M.Sc., Ph.D., merupakan Dekan Fakultas Psikologi UGM, dan ko-promotor Agung Santoso, Ph.D. Selanjutnya tim penguji yaitu Dr. Rahkman Ardi, M.Psych., IJK Sito Meiyanto, Ph.D., dan Dr.rer.pol. Bhina Patria, M.A.

Theda menjelaskan kesehatan keuangan sebagai situasi keuangan secara menyeluruh mencakup aspek objektif atau moneter dan juga aspek psikologis. Aspek psikologis yang pertama adalah persepsi subjektif terhadap keuangan, yaitu tidak mengalami financial insecurity atau financial worries. Kedua yaitu perilaku keuangan yang diharapkan, dan aspek psikologis yang ketiga, merasa puas terhadap kondisi keuangan secara keseluruhan.

“Kalau sudah merasa sehat tapi tidak ada asuransi atau jumlah hutangnya sampai over, itu belum bisa disebut dengan sehat keuangan. Sebaliknya juga, kalau misalnya portofolio keuangannya sudah balance, masih merasa kurang, masih merasa worry dengan kondisi keuangan masa depan, itu juga belum seimbang,” jelas Theda.

Permasalahan kesehatan keuangan rumah tangga pada sebagian besar masyarakat  Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Permasalahan keuangan rumah tangga tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah utang konsumtif, kredit macet dan rasio tabungan rendah. Harapan penelitian ini mampu berkontribusi dengan membangun pemahaman mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dengan mengintegrasikan faktor-faktor moneter objektif dan evaluasi terhadap keuangan dalam suatu model.

Theda melakukan tiga tahapan studi penelitian, pertama melalui scoping review untuk melihat sejauh mana penelitian kesehatan keuangan, kedua yaitu validasi alat ukur kesehatan, dan yang ketiga melihat pengaruh dari literasi keuangan perubahan hidup dan fokus regulatori terhadap kesehatan keuangan objektif dan subjektif.

“Secara umum implikasi penelitian ini ada tiga bagian, pertama kita bisa memperoleh gambaran gap yang masih ada, kita bisa meneliti faktor-faktor psikologis yang berperan dan konsekuensi kesehatan keuangan lebih lanjut. Kedua, penelitian ini memvalidasi alat ukur kesehatan keuangan maka kita memperoleh alat ukur yang valid dan didukung oleh properti psikometri, yang ketiga kita bisa mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh,” terang Theda.

Theda Renanita mengungkapkan bahwa keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. Penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan mengembangkan intervensi untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan berdasarkan fokus regulatori.

 

Penulis: Erna

Sumber: https://psikologi.ugm.ac.id/raih-gelar-doktor-ilmu-psikologi-theda-renanita-teliti-kesehatan-keuangan-rumah-tangga/

123
Universitas Gadjah Mada

Program Studi Doktor Ilmu Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Jl. Sosio Humaniora Bulaksumur
Yogyakarta 55281 Indonesia
doktor.psikologi[at]ugm.ac.id
Doktor Ilmu Psikologi UGM
doktorpsikologiugm
+62 822 2720 5719
+62 (274) 550435
+62 (274) 550435

Profil

  • Sekilas Pandang
  • Pengelola
  • Promotor & Ko-Promotor
  • Unit Pendukung Penelitian

Akademik

  • Panduan Akademik
  • Kurikulum 2014
  • Kurikulum 2020
  • Simaster
  • Sistem Informasi Terintegrasi

Fasilitas

  • PERPUSTAKAAN
  • PENJAMINAN MUTU
  • AKSES JURNAL DAN EBOOK
  • LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI

Kemahasiswaan & Alumni

  • Prestasi Mahasiswa
  • Promovendus Club
  • Profil Mahasiswa

© 2021 Universitas Gadjah Mada