Program Studi Doktor Ilmu Psikologi berkolaborasi dengan Laboratorium Mind, Brain, and Behavior (Lab. MBB) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Kursus Intensif Metodologi Penelitian Kuantitatif: Modul Metodologi Eksperimen. Kursus ini dilaksanakan dalam dua bagian, yaitu Eksperimen Dasar dan Eksperimen Lanjutan.
Eksperimen Dasar
Kegiatan yang diagendakan selama 4 hari ini, dibuka pada hari Senin, 7 Desember 2020 dan ditutup pada Kamis, 10 Desember 2020. Jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini berjumlah 160 orang dengan mayoritas berdomisili di DKI Jakarta dan DIY, dan dengan berbagai macam latar belakang, baik dari kalangan akademisi (mahasiswa S1-S3, dosen PTN, dan PTS) maupun pegawai (pemerintahan dan swasta).
Kegiatan dibuka dengan sambutan singkat dari Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama selaku perwakilan dari dekanat. Tidak lupa beliau menyampaikan terima kasih kepada Lab. MBB dan Prodi S3 Psikologi atas terselenggaranya acara ini.
Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. selaku ketua Lab. MBB juga turut memberikan sambutan. Beliau menyampaikan sekilas pandang mengenai agenda kegiatan untuk 3 hari mendatang, di mana selain sesi pemaparan materi dari narasumber, peserta juga akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk praktik penyusunan desain dan analisis data penelitian eksperimen pada hari ketiga dan keempat.
Pasca sambutan, kegiatan masuk pada sesi pertama dengan narasumber Prof. Thomas Dicky Hastjarjo, Ph.D. yang menyampaikan materi mengenai konsep dan prinsip dasar dalam penelitian eksperimen. Lebih lanjut beliau menyampaikan pengenalan metode dan prinsip dasar eksperimen, kelebihan dan kekurangan metode eksperimen, hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan metode eksperimen, serta mental set seorang peneliti eksperimen, di mana penting untuk selalu kritis dalam proses maupun selama mengolah data hasil penelitian. Beliau juga menekankan bahwa hubungan kausalitas merupakan kunci dari penelitian ekspeimen, yaitu “akibat” benar-benar dihasilkan dari manipulasi atau perlakuan yang diberikan oleh peneliti.
Setelah sesi pertama pada pukul 13.30–15.00 WIB, kegitan dilanjutkan ke sesi kedua pada pukul 15.30–17.00 WIB dengan materi Variabel Penelitian dan Kontrol Variabel Pencemar yang disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. Beliau menyampaikan mengenai konsep dari variabel, pentingnya definisi operasional dalam penelitian eksperimen, penskalaan dalam pengukuran, konsep reliabilitas dalam eskperimen, serta macam-macam variabel pencemar. Di samping itu, beliau juga memberikan contoh aplikatif mengenai konsep kausalitas dalam penelitian eksperimen.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dari sharing pengalaman oleh pemateri, sehingga para peserta bisa menangkap pengetahuan yang berisfat implisit dan eksplisit, guna menjadi ekspert dalam penelitian eksperimen.
Kursus intensif pada hari kedua di sesi pertama dimulai pukul 13.00 WIB, dengan materi mengenai Desain Eksperimen dan Sampling oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. Beliau menyampaikan mengenai pengenalan macam-macam desain eksperimen, bagaimana merekrut partisipan, serta menentukan kriteria insklusi dan ekslusi. Adapun beberapa contoh desain eksperimen yang disampaikan antaranya design comparing treatment control, pretest posttest control group design, factorial design, dan lain-lain. Lebih lanjut, beliau juga menceritakan secara singkat mengenai penelitian eksperimen yang pernah beliau lakukan. Penelitian tersebut dilaksanakan pada subjek tikus dengan memberikan perlakuan berupa konsumsi alkohol dan kafein selama 60 hari untuk kemudian dihitung jumlah sel syaraf pada bagian hipokampusnya.
Pada sesi kedua, kursus dilanjutkan dengan materi mengenai Manipulasi dalam Penelitian Eksperimen oleh Dr.rer.pol. Bhina Patria, M.A. serta disambung dengan materi mengenai Analisis dalam Penelitian Eksperimen oleh Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A. Pak Weje (panggilan Wahyu Widhiarso) menjelaskan mengenai pentingnya pemahaman statistik dalam penelitian, khususnya penelitian eksperimen, “Keberhasilan suatu eksprimen tergantung dari filosofi yg digunakan oleh statistikanya” ujarnya. Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan secara singkat mengenai analisis kovarian dan mediator.
Kursus intensif pada hari ketiga dan keempat, partisipan dibagi ke dalam 26 kelompok yang beranggotakan masing-masing 5-6 orang. Pada hari ketiga partisipan dalam kelompok diberikan tiga skenario eksperimen oleh penyelenggara, tugas masing-masing kelompok yaitu menentukan desain eksperimen yang digunakan berbekal pengetahuan dan materi pada dua hari sebelumnya. Setelah itu, beberapa kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan pemberian feedback presentasi yang dipandu oleh Satwika Rahapsari, S.Psi., M.A., R-DMT dan Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D.
Serupa dengan hari ketiga, pada hari keempat, Kamis, 10 Desember 2020, masing-masing peserta dalam kelompok diarahkan untuk berdiskusi mengenai analisis data berdasarkan data eksperimen yang telah disipkan oleh panitia. Pasca diskusi, beberapa kelompok akan menyampaikan hasil analisis melalui presentasi singkat yang berikutnya didiskusikan bersama dengan Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D.
Akhir kursus ditutup dengan pemberian post-test mengenai pemahaman terkait penelitian eksprimen pada peserta, diikuti dengan closing speech dari Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. selaku ketua Lab. MBB. Melalui acara ini diharapkan peserta akan memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai penelitian eksperimen. Apabila menemui hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis, data masih sangat bisa diulik. Lebih lanjut, Galang mengatakan “Kembali lagi ke mental set, penting untuk memiliki mental yang gigih dan teliti sehingga bisa jeli menemukan fenomena dari data eksperimen yang didapat”.
Eksperimen Lanjutan
Kursus Intensif Metodologi Eksperimen Dasar dilanjutkan dengan Eksperimen Lanjutan yang berlansung pada Senin, 21 Desember 2020. Acara ini berlangsung selama 4 hari hingga Kamis, 24 Desember 2020.
Acara resmi dibuka dengan sambutan dari pihak dekanat, Dr. Nida Ul Hasanat, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Dilanjutkan dengan pembukaan singkat oleh Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., Kaprodi Doktor Ilmu Psikologi. “Kegiatan ini diharapkan dapat menambah motivasi dan variasi materi yang diperoleh oleh para mahasiswa S3,” ujar Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D.
Selanjutnya, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. selaku ketua Lab. MBB memberikan sambutan singkat pada pembukaan acara. Lebih lanjut, beliau menyampaikan gambaran alur dari kursus metode eksperimen lanjutan, di mana selain sesi pemaparan eksperimen yang telah dilakukan narasumber sesuai bidangnya, acara juga akan diikuti oleh sesi tanya jawab pada setiap topik bahasan dan evaluasi pada hari akhir pelatihan.
Adapun peserta yang mendaftar untuk pelatihan kali ini sebanyak 123 orang, dengan mayoritas akademisi dari PTS dan PTN, didominasi dari DKI Jakarta, DIY, disusul Bandung, Malang, Surabaya serta beberapa kota di Sumatera seperti Palembang, Padang dan Riau serta Banjarmasin dan Makassar untuk area luar Jawa dan Sumatera.
Masing-masing pemateri akan memaparkan mengenai eksperimen yang pernah dilakukannya, dimulai dari latar belakang teori, metode, proses eksperimen, manipulasi, hasil serta temuan yang di dapat pada masing-masing penelitian.
Materi pada hari pertama dibuka dengan Best Practice Penelitian Ranah Sosial Persepsi yang disampaikan oleh Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A. Kemudian diikuti dengan pemaparan Best Practice Penelitian Level Seluler Molekuler oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. Beliau menyampaikan penelitian disertasinya mengenai Pengaruh Pengayaan Lingkungan dan Jenis Kelamin terhadap Volume Hipokampus pada subjek tikus.
Pada sesi ketiga, tema bahasan adalah hasil penelitian pada level proses mental dengan judul Resistance Towards the Hollow Mask Illusion as a Feature for Schizophrenia Spectrum Disorder yang disampaikan oleh Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D. dan Willy Kristianto Yappi, S.Psi., M.Si. Penelitian ini bertujuan memberikan output berupa perangkat lunak untuk deteksi dini spektrum skizofrenia, mengingat psikolog dan psikiater yang masih belum tersebar merata di Indonesia, sehingga deteksi dini dapat menjadi hal yang berguna sebelum memutuskan ke psikolog maupun psikiater.
Pada akhir sesi hari pertama, materi ditutup dengan pembahasan mengenai Best Practice Level Perilaku yang disampaikan oleh Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. Pada sesi ini beliau juga mengundang salah satu alumni, Rani Almalita untuk turut menjelaskan penelitian dengan judul Pengaruh Postingan Kesuksesan terhadap Penilaian Deservingness dan Iri di Situs Jejaring Sosial. Penelitian ini merupakan tesis dari Rani dibawah bimbingan Ibu Avin yang dilakukan dengan metode eksperimen.
Topik kursus pada hari kedua berupa Topik Mutakhir dalam Penelitian Eksperimen Sosial. Sesi pertama dibuka dengan paparan mengenai penelitian intrapersonal yang disampaikan oleh Cleoputri Al Yusainy, Ph.D., salah satu pengajar sekaligus Kaprodi S1 Psikologi Universitas Brawijaya. Pada pemaparannya, beliau menyampaikan megenai penelitian ego depletion yang pernah dilakukannya bersama tim riset Fakultas Psikologi UGM pada 2016.
Disamping itu, Cleoputri juga memberikan gambaran mengenai beberapa penelitian eksperimen yang melibatkan pengukuran kecepatan waktu reaksi (reaction time) menggunakan program eksperimen perilaku terkomputerisasi yang pernah beliau lakukan. Menurutnya, penting untuk para peneliti berkolaborasi, intinya “Kami di psikologi UB menyediakan lapak untuk melakukan kolaborasi eksperimen” tambahnya.
Materi kedua mengenai eksperimen intrapersonal disampaikan oleh Zafira Rahmania Nur Shabrina, S.Psi., M.Sc. Beliau menyampaikan penelitian tesisnya yang berjudul Poverty and Social Emotions: The Effect of Shame on Divergent Thinking. Eksperimen ini dilakukan dengan melibatkan aktor dalam pemberian manipulasi.
Pemaparan eksperimen mengenai relasi intragroup disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. dengan eksperimen yang berjudul Does Collaboration Promote Cheating? yang merupakan penelitian payung dengan mahasiswa bimbingannya di program studi S1.
Sesi hari kedua ditutup dengan pembahasan megenai Stereotype Content Model & Patient-physician Intergroup Relations, penelitian yang melibatkan unsur budaya antar dokter dan pasien oleh Yopina Galih Pertiwi, S.Psi., M.A., Ph.D. Penelitian ini merupakan disertasi beliau ketika menempuh pendidikan S3 di Amerika Serikat.
Pelatihan hari ketiga dibuka dengan materi mengenai Riset terkait Memori oleh Sri Kusrohmaniah, Ph.D. dan Zulkifli Khakim, S.Psi. Judul dari riset yang dilakukan yakni Pengaruh Distraksi Afeksi yang Diukur Melalui Aktivitas Fisiologis (Galvanic Skin Response & Electroenchepalography) terhadap Memori Deklaratif pada Konteks E-Learning.
Pada sesi kedua, Dr.Eng. Titis Wijayanto, S.T., M.Des. Menyampaikan penelitian pada ranah atensi visual dalam lingkup transportation safety. Titis yang juga merupakan Kepala Laboratorium Ergonomi UGM ini membagikan penelitian yang melibatkan pengukuran menggunakan eye tracker guna mengukur atensi pada partispan dengan kondisi sleep deprived (kurang tidur) dan non sleep deprived.
Materi mengenai penelitian emosi dan kreativitas disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. dengan salah satu penelitiannya yang bertujuan menjelaskan pengaruh emotional valence & emotional arousal terhadap kreativitas.
Sesi penutup mengangkat topik creative problem solving oleh Satwika Rahapsari, S.Psi., M.A., R-DMT. Adapun tujuan akhir dari penelitian yang beliau gagas bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengalaman kekerasan di masa kecil terhadap circuit pathway pada bagian amygdala dan PFC di otak, di mana bagian tersebut memiliki peran terhdap problem solving atau pengambilan keputusan.
Hari terakhir pelatihan diisi dengan pemaparan megenai topik mutakhir penelitian pada ranah neuro-biopsikologi.
Materi pertama dibuka dengan pemaparan terkait neurodevelopmental disoreder, dengan judul Development of Face Recognition Software to Differentiate Autism Spectrum Disorder from Typical Adolescents. Penelitian ini merupakan eksperimen dari Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D dan Willy Kristianto Yappi, S.Psi., M.Si. yang menghasilkan output berupa alat untuk deteksi dini spektrum autisme pada remaja.
Pembahasan kedua pada sesi kali ini yaitu lateralisasi otak yang disampaikan oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. Beliau memaparkan mengenai penelitian kolaborasinya dengan Fakultas Kedokteran NYU, Amerika Serikat, yang berjudul The Utilization of Transcarnial Direct Current Stimulation (tDCS) to Modulate Intention to Cheat in Healthy Popolation. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan menggunakan tDCS yang memberikan stimulasi berupa aliran listrik pada bagian otak tertentu, tujuannya untuk mengetahui area otak yang aktif saat seseorang berbuat curang (cheating). Hal ini juga berkaitan dengan lateralisasi otak, di mana bagian otak kanan dan kiri memiliki peranan yang spesifik dalam proses mengahasilkan suatu perilaku.
Lebih lanjut, materi penutup mengenai proses visceral-emosional disampaikan oleh Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D. dan Ratri Nurwanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen Program Studi Psikologi Universitas Brwijaya. Penelitian yang disampaikan mengangat judul Stres dan Kontrol Kognitif: Pengaruh Stres terhadap Response-Conflict Task, di mana peneliti memberikan induksi stres pada partisipan eksperimen untuk mengetahui adanya pengaruh emosi terhadap kontrol kognitif.
Selain ketiga materi yang disampaikan oleh narasumber, sesi terkahir pada pelatihan ditutup dengan evaluasi pembelajaran, di mana peserta memberikan draf rancangan eksperimen serta di-review dan didiskusikan bersama Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. Harapannya para partispan bisa belajar dari desain rekan-rekan serta mampu untuk menjadi lebih kritis tentang apa yg akan kita rancang. “Kritis dan selalu menanyakan diri sendiri, merupakan salah satu mental set yang harus dimiliki peneliti eksperimen hal ini sesuai dengan pesan Prof. Dicky pada kursus eksperimen dasar” ujar Galang.
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat lebih membiasakan diri untuk berikir kritis, karena ide penelitian eksperimen dapat bersumber dari kejadian sehari-hari. Lebih lanjut, Galang menyampaikan “Lab. MBB sangat terbuka untuk berkolaboarasi di kemudian hari”.