Nurus Sa’adah, mahasiswa Program Doktor Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada telah resmi menyandang doktor UGM ke-1998 (22/07/13). Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kinerja Boundary Role Persons (BRP) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Suatu Studi di Perguruan Tinggi”. Dewan penguji atas kelayakan disertasinya terdiri dari Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D selaku ketua, Fathul Himam, M.Psi., M.A., Ph.D., sebagai promotor dengan ko-promotor Achmad Sobirin, MBA., Ph.D, selanjutnya Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M.A., IJK Sito Meiyanto, Ph.D., Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., dan Dr. Bagus Riyono, M.A., selaku anggota penguji.
Penelitian disertasi dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini berawal dari keprihatinannya atas penutupan beberapa program studi universitas-universitas di Indonesia. Yang terjadi di lapangan, perguruan tinggi kemudian membentuk tim promosi untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah peminat. Namun formasi tim promosi dan pengelolaannya belum maksimal. Selanjutnya ibu dari Elvin dan Edeline ini mengambil data dari 126 petugas promosi perguruan tinggi secara acak di 25 perguruan tinggi. Petugas promosi tersebut dijadikan sebagai Boundary Role Persons (BRP), yaitu orang yang mewakili kepentingan organisasi dalam bertransaksi dengan pihak luar. Ia ingin menemukan model kinerja petugas promosi dan faktor-faktor yang berpengaruh.
“Dari hasil penelitian, kami menyimpulkan bahwa kinerja BRP berhubungan dengan sifat kepribadian semangat belajar memahami lingkungan. Hal ini membuat BRP atau tim promosi mempunyai informasi yang banyak, lalu mampu memilih dan memetakan informasi sesuai tujuan. Penelitian ini menemukan juga bahwa keadilan upah dan iklim komunikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja BRP karena perguruan tinggi cenderung voluntaristik dan pembuatan keputusan bersifat konsultatif tanpa melalui atasan.”, papar Sa’adah saat ujian terbuka di ruang auditorium Fakultas Psikologi UGM.
“Kami merekomendasikan perguruan tinggi perlu meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan agar tim promosi yang terlibat mau menerima dan melaksanakan. Perguruan tinggi juga perlu memberi pelatihan membangun komitmen dan memilih orang-orang yang berorientasi pada kesuksesan. Lalu meski upah berupa uang tidak bermakna bagi kinerja petugas promosi, tetapi upah dalam bentuk lain perlu dipikirkan sebagai penghargaan dalam menjaga komitmen. “, pungkasnya.