Siti Urbayatun berhasil menjadi doktor Universitas Gadjah Mada ke-1672 setelah berhasil mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka promosi doktor di ruang auditorium Fakultas Psikologi UGM (9/7/2012).
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi melanda wilayah Bantul, Yogyakarta dan menyiksakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Bencana tidak hanya menyebabkan kehilangan jiwa dan materi tetapi juga menyebabkan kehilangan pekerjaan dan atau kecacatan fisik yang mengganggu produktifitas masyarakat. Hal itulah yang mendorong Siti Urbayatun melakukan sebuah penelitian yang juga sebagai disertasinya pada Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan ini meneliti peran dukungan sosial, koping regilius-islami, dan stress terhadap pertumbuhan pasca trauma pada penyintas gempa yang mengalami cacat Fisik. Selain itu juga menguji peran kemandirian subjek dalam melakukan aktifitas hidup sehari-hari, peran variabel demografis terhadap pertumbuhan pasca trauma dan mengetahui dinamika psikologis subjek dalam mengatasi masalahnya. Sebanyak 105 laki-laki dan 158 perempuan berumur diatas 20 tahun dan beragama Islam terlibat dalam penelitian tersebut.
Siti Urbayatun menjelaskan pertumbuhan pasca trauma yang dimaksud adalah perubahan positif yang dialami individu setelah mengalami kejadian traumatis,diantaranya peningkatan dalam hubungan dengan orang lain, kekuatan personal, aspek spiritual-religius, dan kemungkinan baru (seperti wawasan tentang terapi bertambah, mendapat keterampilan, adanya tempat tinggal yang layak). Peran dukungan sosial dapat berupa bantuan dalam afeksi atau emosi, sarana dan pemberian kesempatan beraktifitas. Sedangkan koping religius-islami adalah cara individu mengatasi masalah yang bersumber dari ajaran Islam yang terdiri dari dzikir, sholat, sabar, syukur, dan tawakkal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model dukungan sosial menjadi moderator antara stres dengan koping regilius-islami lebih baik. Pada penyintas gempa yang mengalami cacat fisik hal yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan pasca trauma adalah melakukan strategi penyelesaian masalah dengan menerima kecacatan sebagai takdir. Dukungan dari sesama penderita cacat atau bertukar pikiran dengan teman-teman, beraktifitas di dalam maupun di luar rumah juga dapat membantu pertumbuhannya. Adapun subjek yang menghadapi masalah dengan berdiam diri, tergantung dan menunjukkan perasaan negatif maka cenderung mempunyai pertumbuhan pasca trauma yang rendah.
Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Faturochman, M.A., Prof. Dr. Saifuddin Azwar, Prof. Dr. M. Noor Rochman Hadjam selaku promotor, Dr. Subandi, M.A. selaku ko-promotor, Dr. Murtini, S.U., Dr. Tina Afiatin, M.Si., Dr. Nanik Prihartanti, M.Si., dan Dr. Rahmat Hidayat, M.Sc.